Hubungan Tinggi Badan Ibu, Riwayat ASI Eksklusif dan Berat Badan Lahir Rendah dengan Kejadian Stunting Pada Balita 24-59 Bulan
DOI:
https://doi.org/10.52742/jgkp.v4i2.192Keywords:
ASI Eksklusif, Berat Badan Lahir Rendah, Tinggi Badan Ibu, StuntingAbstract
Stunting atau anak pendek digambarkan sebagai seorang balita yang memiliki tinggi badan lebih rendah dari standar tinggi badan balita seumurannya. Stunting terjadi dari masih dalam kandungan dan baru nampak setelah anak berusia dua tahun. Stunting berkaitan dengan peningkatan risiko kesakitan dan kematian serta terhambatnya pertumbuhan motorik dan mental. Pada anak stunting, cenderung lebih rentan terhadap penyakit infeksi sehingga berisiko mengalami penurunan kualitas belajar di sekolah. Desain penelitian dengan menggunakan metode cohort restropektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi atau gambaran mengenai hubungan antara tinggi badan ibu, riwayat pemberian asi eksklusif dan riwayat BBLR dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Kecamatan Wonosamodro, Kabupaten Boyolali. Responden dalam penelitian ini sebanyak 61 balita di Kecamatan Wonosamodro. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Variabel yang diteliti adalah tinggi badan ibu, riwayat pemberian ASI eksklusif dan riwayat BBLR. Dianalisis menggunakan uji chi aquare dengan nilai signifikansi <0,05. Penelitian ini menunjukkan bahwa tinggi ibu tidak terdapat hubungan dengan stunting (p=1,000) dan nilai OR = 0,34, riwayat pemberian ASI eksklusif tidak terdapat hubungan dengan stunting (p=0,211) dan nilai OR = 2,444, riwayat BBLR terdapat hubungan dengan stunting (p=0,00) dan nilai OR = 35,858 yang menunjukkan bahwa riwayat BBLR pada balita merupakan faktor yang berhubungan dengan stunting dan merupakan faktor risiko terjadinya stunting sebesar 35,8 kali dibanding dengan balita dengan berat lahir normal.
References
Anisa P. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 25-60 bulan di Kelurahan Kalibaru Depok Tahun 2012. Skripsi. Depok: Universitas Andalas.
Aridiyah, FO., Rohmawati, N., Ririyanti, M. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan. E-Journal Pustaka Kesehatan. 3(1)
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). (2018). Sustainable Development Goals/Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Devriany, Wardani, Z. & Yuniar. (2018). The Differences of Exclusive Breastfeeding for Neonates Length. Indones. J. Public Heal. 44–51 (2018).
Dewi, Tasyamala. & Windari. (2018). Hubungan Berat Badan Lahir Rendah dan Penyakit Infeksi dengan Kejadian Stunting pada Baduta di Desa Maron Kidul Kecamatan Maron Kabupaten Probolinggo. Amerta Nutrition 2(4):373
Fatimah, Siti. (2017). Hubungan Karakteristik Dan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Turitahun 201. Skripsi. Yogyakarta : Politeknik Kesehatan Yogyakarta.
Hendrawan, Arif., dkk. (2021). Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak (Usia 4-6 Tahun) Di 6 Paud Desa Kuala Dua Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Durian. SEL Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 8(1) : 22-36
Hidayat, dkk. (2017). Prevalensi Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidemen Karangasem. E-Jurnal Medika Udayana. 6(7) : 1-5
Husna, Mufida. (2017). Hubungan tinggi badan ibu dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di wilayah puskesmas minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Illahi, Rizki Kurnia. (2017). Hubungan Pendapatan keluarga, Berat Lahir, Dan Panjang Badan Dengan Kejadian Stunting Balita 24-59 Bulan Di Bangkalan. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan Rs Dr. Soetomo. 3(1) : 1 - 14
Kemenkes Ri. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes Ri
Kementrian Kesehatan RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 31 Januari 2019
Kementerian KRI.(2016). Profil Kesehatan Indonesia 2016.; 2017.
Meilyasari, F., & Isnawati, M. (2014). Risk Factors for Stunting in Infants Aged 12 Months in Purwokerto Village, Patebon District, Kendal District. Journal of Nutrition College, 3(2) : 26–32.
Ngaisyah, R. D. & Septriana. (2016). Hubungan Tinggi Badan Orang Tua dengan Kejadian Stunting. J. Ilmu Kebidanan. 3 : 49–57.
Nuryanto. Kusuma. Kukuh Eka. (2013). Faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 2-3 tahun (Studi di Kecamatan Semarang Timur). Skripsi. Universitas Diponegoro.
Rahayu, A., Fahrini, Y., Octaviana, P. A., & Fauzie, R. (2015). Penyebab Stunting Baduta 882-1912-1-PB. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 10(2) : 67–73.
Rambitan, Winny., dkk. (2020). Hubungan antara riwayat pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada anak batita di wilayah kerja puskesmas kawangkoan kabupaten minahasa. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
Sampe, Anita., dkk. (2020). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Stunting pada Balita. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. 11(1):448-455
Soetjiningsih. (2012) .Tumbuh kembang anak. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Sudargo, T., Aristasari, T., Afifah, A., 2018. 1000 Hari Pertama Kehidupan. Yogyakarta. Gadjah Januari 2020.
Sumarmi, S. (2016). Maternal Short Stature and neonatal stunting : An Inter-Generational Cycle Of Malnutrition. in conference 265–272.
UNICEF. (2018). Undernutrition contributes to nearly half of all deaths in children under 5 and is widespread in Asia and Africa. Diakses Januari 2018.
Zaenab, Sitti., dkk. (2016). Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif terhadap Pertumbuhan Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari. JST Kesehatan, Januari 2016. 6(1) : 97 – 102
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Eka Saputri Widiyarti, Nastitie Cinintya Nurzihan, Arwin Muhlishoh
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.